Studi terbaru mengungkap bahwa individu yang menderita Attention Deficit Hyperactivity Disorder (ADHD) cenderung lebih rentan terhadap perilaku berisiko. ADHD merupakan gangguan neurobiologis yang umum terjadi pada anak-anak dan bisa berlanjut hingga dewasa.
Penelitian yang dipublikasikan dalam jurnal Frontiers in Psychiatry ini melibatkan 93 orang dewasa yang didiagnosis menderita ADHD. Mereka kemudian diuji menggunakan tes perilaku berisiko untuk mengukur kemungkinan mereka terlibat dalam perilaku berisiko seperti penggunaan narkoba, alkohol, dan perilaku seksual yang tidak aman.
Hasil studi menunjukkan bahwa individu dengan ADHD memiliki tingkat perilaku berisiko yang lebih tinggi dibandingkan dengan kelompok kontrol yang tidak menderita gangguan tersebut. Mereka juga cenderung memiliki kecenderungan untuk bersikap impulsif dan kurang mampu mengendalikan diri saat dihadapkan pada situasi yang menantang.
Penelitian ini memberikan pemahaman yang lebih dalam tentang hubungan antara ADHD dan perilaku berisiko. Para peneliti berharap hasil studi ini dapat digunakan sebagai dasar untuk mengembangkan strategi intervensi yang lebih efektif dalam mengelola perilaku berisiko pada individu dengan ADHD.
Selain itu, studi ini juga menekankan pentingnya pendekatan holistik dalam penanganan ADHD, yang tidak hanya fokus pada pengobatan medis tetapi juga mencakup aspek psikososial dan perilaku. Dengan pemahaman yang lebih baik tentang hubungan antara ADHD dan perilaku berisiko, diharapkan dapat membantu individu dengan gangguan ini untuk mengelola diri dengan lebih baik dan mengurangi risiko terlibat dalam perilaku berisiko yang berbahaya.