Dokter: Tes ANA tak perlu diulang jika diagnosis lupus sudah tegak
Lupus adalah penyakit autoimun kronis yang dapat mempengaruhi berbagai bagian tubuh, termasuk kulit, sendi, organ dalam, dan sistem saraf. Jika seseorang didiagnosis menderita lupus, dokter biasanya akan melakukan berbagai tes untuk memastikan diagnosis tersebut, termasuk tes ANA (antinuclear antibody).
Tes ANA adalah tes darah yang digunakan untuk mendeteksi antibodi yang menyerang inti sel. Jika hasil tes ANA positif, hal ini bisa menjadi indikasi adanya gangguan autoimun seperti lupus. Namun, dokter tidak selalu perlu mengulang tes ANA jika diagnosis lupus sudah tegak.
Menurut dr. Andi Kurniawan, SpPD-KR, dokter spesialis penyakit dalam dari RSUPN Dr. Cipto Mangunkusumo, tes ANA tidak perlu diulang jika diagnosis lupus sudah ditegakkan berdasarkan gejala klinis, hasil pemeriksaan fisik, dan tes lainnya. “Jika pasien sudah menderita lupus dan sudah mendapatkan pengobatan yang tepat, tidak perlu lagi melakukan tes ANA secara berulang-ulang,” kata dr. Andi.
Namun, dr. Andi menekankan pentingnya pemantauan rutin bagi penderita lupus untuk memantau perkembangan penyakit dan respons terhadap pengobatan. “Pemantauan rutin sangat penting untuk memastikan bahwa kondisi pasien tetap terkontrol dan tidak terjadi flare-up,” ujarnya.
Selain itu, dr. Andi juga menyarankan agar penderita lupus tetap mengikuti anjuran dokter dan menjalani gaya hidup sehat, termasuk pola makan seimbang, olahraga teratur, dan istirahat yang cukup. “Dengan menjaga kondisi tubuh dan kesehatan secara keseluruhan, penderita lupus dapat mengurangi risiko komplikasi dan flare-up yang dapat memperburuk kondisi mereka,” tambahnya.
Jadi, bagi Anda yang telah didiagnosis menderita lupus, tidak perlu khawatir jika dokter tidak mengulang tes ANA secara berulang-ulang. Yang terpenting adalah menjalani pengobatan yang tepat, melakukan pemantauan rutin, dan menjaga gaya hidup sehat untuk menjaga kondisi tubuh tetap stabil. Semoga informasi ini bermanfaat untuk Anda.